Pernah nggak, sih? Lagi buang hajat, diam-diam, tiba-tiba menemukan ide. Seketika seperti mendapat wangsit. Kok kenapa nggak muncul dari tadi, ya?
Atau ketika shalat, tahu-tahu teringat benda yang sebelumnya sedang dicari-cari. "Oh iya, kemarin kan ditaruh di situ. Kok bisa lupa, ya?"
Ah, sepertinya bukan saya saja yang mengalaminya.
Ini bukan soal tempat, lebih tepatnya karena pada kedua waktu tersebut pikiran kita sedang terpusat. Fokus. Otak kita tidak sedang diriuhkan oleh lingkungan dan beban-beban lainnya. Sehingga otak kita menjadi lebih santai, rileks, dan terbuka. Alam bawah sadar kita pun menjadi lebih bebas mengembara. Mengitari ingatan-ingatan kecil, melamun, dan memanjangkan angan.
Kuncinya adalah bagaimana kita membuat otak lebih santai dan membiarkan pikiran kita berkelana ke mana pun demi mencari ide nan kreatif.
Itulah sebabnya mengapa itikaf menjadi salah satu ajaran Islam yang diutamakan. Apalagi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebab pada saat itu, kita diminta untuk "beristirahat". Merenungkan kembali perjalanan hidup kita. Apa yang sudah dicapai, apa yang gagal direbut, dan bagaimana rencana di masa depan.
Kegiatan berpikir yang vital tersebut akan sulit dilakukan jika kita masih terjebak pada rutinitas. Pada pekerjaan-pekerjaan yang menguras otak.
Kita juga bisa menciptakan kondisi ini sebelum tidur. Cobalah bermuhasabah sekitar 10-15 menit. Bukankah seorang sahabat pernah disebut Rasulullah sebagai ahli surga karena kebiasaannya ini?
Selamat mencoba. Kalau bingung mencari ide tulisan, desain, atau solusi atas permasalahan tertentu, lebih baik istirahat sejenak. Shalat dua rakaat. Atau boleh lari ke kamar mandi.
Khusus buat menulis, saya biasanya mengingat-ingat nasihat Ust. M. Fauzil Azhim, "Kalau kita menulis untuk kebenaran, seharusnya kita tidak pusing mencari inspirasi."
0 comments:
Post a Comment