Saya tak tahu. Ketika ada shalat tarawih ditempuh dalam waktu sekejap, jamaah saat itu sebetulnya sadar atau tidak. Bahwa di dalam shalat mereka, ada satu waktu khusus bagi manusia untuk berdialog dengan Tuhannya; Allah 'Azza wa Jalla.
Coba saja bicara dengan presiden dengan tempo yang cepat. Kadang artikulasinya tidak diperhatikan. Cuek saja. Bisa-bisa besok masuk surat kabar.
Waktu khusus tersebut ada kala kita membaca surat Al-Fatihah. Adalah Imam Muslim meriwayatkan suatu hadis qudsi yang diawali dengan kalimat-Nya nan indah, "Aku telah memisahkan shalat (al-Fatihah) antara Aku dan hamba-Ku dengan dua bagian. Dan akan Ku-kabulkan apa-apa yang diminta oleh hamba-Ku."
Jika hamba itu berkata, “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam,” Allah berucap, “hamba-Ku telah memuji-Ku.”
Apabila hamba itu melanjutkan, “yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,” Allah menjawab, “hamba-Ku telah menyanjung-Ku.”
Manakala hamba itu meneruskan, “ Yang Menguasai Hari Pembalasan,” Allah menimpali, “hamba-Ku telah memuliakan-Ku.”
Tatkala hamba itu sampai pada ayat, “kepada Engkau kami menyembah dan kepada Engkau kami meminta pertolongan,” Allah membalas, “ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya.”
Bila hamba itu meminta, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat,” Allah firmankan, “semua ini adalah untuk hamba-Ku, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya.”
Ah, kurang baik apa Allah sama kita? Hanya kita saja yang hampir setiap hari justru mengkhianati kebaikan tersebut.
0 comments:
Post a Comment