Ketika Allah bersumpah atas nama waktu, seiring dengannya posisi waktu menjadi sangat vital bagi kehidupan manusia. Beberapa ulama bahkan menegaskan bahwa waktu adalah kehidupan itu sendiri.
Sebab itu, saat Allah melanjutkan firman-Nya: Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, maka manusia pun rugi atas waktu yang dimilikinya.
Sudah rugi segala-galanya, waktu yang tersedia pun terbatas. Lebih kacau lagi, setiap dari kita tidak tahu kapan waktunya berakhir. Mungkin setahun lagi, lusa, atau satu menit setelah membaca tulisan ini.
Agar selamat dan meraih keuntungan, Allah memberikan kuncinya berupa IMAN dan AMAL SHALIH.
Namun bukan sekadar amal, amal yang mengajak manusia lain pada kebenaran serta sabar berpijak di atasnya. Amal ini kerap kita sebut dakwah, dan menulis adalah salah satu senjatanya.
Saya masih teringat alasan mengapa Dhini Aminarti akhirnya memutuskan berhijab.
"Saya membaca artikel yang isinya mengungkapkan bahwa wanita yang tidak berhijab akan membuat ayahnya berdosa pula. Saya tidak mau ayah nanti menanggung dosa saya," jelasnya.
Pasti untung sekali penulis itu. Tulisannya mampu mengantarkan hidayah kepada seseorang. Amalnya terus mengalir meski ia wafat dan selama Dhini istiqamah berhijab.
Benarlah apa yang pernah diutarakan Sayyid Quthub, "Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala. Tetapi sebuah tulisan bisa menembus ribuan hingga jutaan kepala."
0 comments:
Post a Comment