Nulis Suka-Suka

Hina Ulama



Biar kubacakan sebuah kisah untukmu. Agar kau tahu siapa yang sedang kau hadapi. Dan kau tahu apa akibatnya.
.
Saat itu Kufah dibuat ramai. Pria tersebut memang telah tua, hartanya melimpah lagi keturunannya banyak. Namun, penduduk kota dibuat terheran-heran. Hampir setiap hari pria itu berkeliling, lalu menggoda siapa pun wanita yang ditemuinya.
Salah seorang warga akhirnya bertanya penasaran, "Wahai, mengapa sudah setua ini engkau masih menggoda para wanita?"
Sambil menyesal, pria itu menjawab, "Aku tertimpa doa Sa'ad bin Abu Waqqash."

.
Bertahun-tahun sebelumnya, suatu ketika 'Umar bin Khattab mengirimkan tim untuk menginspeksi dan mengontrol seluruh pejabatnya. Tim yang diketuai oleh Muhammad bin Maslamah ini kemudian sampai di area pemerintahan Sa'ad bin Abu Waqqash; Kufah.
Lantas tim tersebut berkeliling kota. Menanyakan satu per satu penduduknya tentang kepemimpinan Sa'ad. Komentar seluruh penduduk Kufah bernilai positif. Banyak yang menyanjung kepemimpinan Sa'ad, sebagian lagi memuji kepribadian beliau.
Kecuali satu.
Tetiba seorang pria berseloroh, "Sa'ad tidak pernah menghakimi serta membagi kami dengan cara yang adil. Ia bukan orang yang peduli terhadap kami."
Sa'ad, yang bergabung dengan rombongan tersebut, membela diri. Sebab bukan demikian faktanya.
Ia pun berdoa, "Ya Allah, jika orang ini bohong, berilah ia umur yang panjang, harta yang melimpah, dan keturunan yang banyak. Serta berikan juga padanya, fitnah kehidupan yang besar."
Maka sejarah pun mencatat terkabulnya doa Sa'ad ini.
.
Ketika Imam Abu Hasan Al-Asy'ari difitnah, Ibnu Asakir maju membela. Dari tulisannya kemudian dikenal istilah: Luhumul 'ulama masmumah, daging para ulama itu beracun.
Selengkapnya beliau menegaskan, "Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya daging para ulama itu beracun. Dan kebiasaan Allah dalam menyingkap kedok para pencela mereka telah diketahui bersama. Karena mencela mereka dengan sesuatu yang tidak ada pada mereka, merupakan petaka besar. Melecehkan kehormatan mereka dengan cara dusta dan mengada-ada adalah perilaku buruk. Menentang mereka yang telah Allah pilih untuk menebarkan ilmu termasuk perangai tercela”.
Bukankah membicarakan aib sesama Muslim saja berarti memakan bangkai daging orang itu? Bagaimana jika mengghibah, menghina, memfitnah, sampai mengkriminalisasi ulama?
Daging para ulama itu beracun, jangan dimakan. Jika dimakan, niscaya Anda mati!
Share:

0 comments:

Post a Comment