Pernah ada seorang shahabat yang berjihad dengan gagah berani dalam suatu pertempuran. Seusai pertempuran itu, Rasullullah memberikannya sebagian dari harta rampasan perang.
Namun shahabat tersebut tegas menolak, "Demi Allah! Bukan untuk ini saya berperang bersama engkau. Saya berperang bersamamu agar saya terkena anak panah di sini, lalu saya pun memperoleh janji surga-Nya!" Sambil ia menunjuk tenggorokannya.
Setelah shahabat tersebut beranjak, Rasulullah bersabda, "Jika dia jujur pada Allah, Allah akan memenuhi kata-katanya."
Dan Rasulullah pun benar. Ketika perang berakhir, shahabat ini ditemukan syahid dengan anak panah menancap di lehernya.
Sudahkah kita jujur pada perkataan kita sendiri? Sebab apa-apa yang keluar dari lisan, pasti akan dibebani pertanggungjawaban. Dan Allah yang Mahatahu, yang akan mengujinya sendiri.
Bisa jadi di suatu waktu, kita berteriak lantang, "Jauhi pacaran!"
Kemudian esok lusa, Allah datangkan si dia yang rupawan. Yang memanjakan pandangan. Semata untuk menguji si lisan.
Bisa jadi di suatu waktu, kita berseru kencang, "Jadilah aktivis-aktivis militan!"
Kemudian esok lusa, Allah antar mertua ke rumah bersamaan dengan jadwal pengajian. Allah ciptakan kondisi yang mewajibkan kita pergi di akhir pekan.
Bisa jadi dia suatu waktu, kita bersemangat mengucapkan sesuatu. Kemudian esok lusa, Allah hadirkan segala kondisi untuk menguji apakah lidah sesuai dengan isi hati.
Atau jangan-jangan, kita sedang berhias diri di hadapan manusia. Sekadar bermanis wajah. Sedangkan tak ada satu pun kebenaran yang keluar dari lisan kita.
0 comments:
Post a Comment