Nulis Suka-Suka

4 Tahun Insan Bumi Mandiri: 4 Benih untuk 4 Ladang Kebaikan



“Service to others is the rent you pay for your room here on earth.” [Muhammad Ali]

Ibu Guru, Kami Takut Meja Patah.

Itulah sebaris judul surat yang ditulis oleh Diana Cristiana Da Costa Ati, salah satu Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT). Dalam surat yang sempat viral di media sosial pada 2019 lalu itu, Diana bercerita mengenai betapa mirisnya kondisi gedung sekolah dan fasilitas bagi para siswa di pedalaman Mappi, Papua. Tidak tanggung-tanggung, surat tersebut ditujukan langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Lain halnya dengan Katarina Jareng. Bocah perempuan tersebut mesti rela belajar sambil menimba air untuk keperluan sekolahnya yang mengalami krisis air bersih sejak 2013 silam. Ia dan teman-temannya dari SMP 6 Aesesa di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berjalan jauh sekitar 3 hingga 5 kilometer di tengah panas menyengat. Itu pun masih harus mengantre selama satu jam.

Wilayah pedalaman Indonesia terus menyimpan sejuta kisah yang membuat pilu. Ketika kita bingung mau makan apa di antara beragam pilihan menu yang ada, sebagian dari masyarakat tanah air justru bingung hendak makan apa sebab tak ada pilihan bagi mereka. Saat kita mengeluh selepas menerjang kemacaten kota, sebagian saudara di sana tengah berjuang menerjang derasnya air sungai demi pengabdian yang mungkin tidak pernah dinilai.

Contohnya, sosok seorang guru yang diselamatkan tim Insan Bumi Mandiri pada tahun 2016 di NTT. Ia melepas baju, lantas berenang menyeberangi laut! Tangan satunya berputar mengayuh, tangan yang lain memegang tasnya agar tidak basah. Semua itu demi mengajar, demi merawat asa murid-muridnya di masa depan.


Masalah bak terik sang surya, datang ke dunia bersama ribuan karunia. Ketika mereka yang hidup di pedalaman dilanda kesusahan, barangkali itulah ladang kebaikan yang Allah siapkan bagi kita yang berada di zona nyaman.

Dan di antara para “petani” yang berinisiatif menggarap ladang tersebut, lahirlah Insan Bumi Mandiri (IBM). Berbekal slogan Sahabat Pedalaman, IBM selama 4 tahun telah menanam 4 benih utama bagi 4 ladang kebaikan, khususnya di pedalaman Indonesia Timur. Masing-masing benih tersebut, yaitu: Pembangunan, Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan.

1. Benih Pembangunan

“Mungkin yang benar-benar dakwah yang sekarang sedang bikin masjid di pedalaman Kalimantan, pedalaman Sulawesi. Itu dakwah betul,” ujar Gus Baha pada acara yang digelar Lembaga Dakwah PBNU, September 2019 lalu. Walaupun niatnya menyindir, ucapan Gus Baha tersebut dapat menjadi renungan. Terlebih, mengingat banyak masjid di pelosok Indonesia yang kondisinya tidak layak.

Di samping itu, secara umum pembangunan di pedalaman memang masih lambat. Rumah warga, jembatan, akses listrik dan air, dan persoalan lainnya menutupi pesona alam yang kerap mewarnai daerah sekitar. Bahkan akibat krisis air bersih, 24 balita di Desa Odaute, NTT sampai menderita stunting.

Ladang kebaikan ini dibajak IBM melalui sejumlah program pembangunan masjid, rumah, sekolah, jembatan, serta berbagai infrastruktur lain yang menunjang kehidupan warga pedalaman. Terbaru, IBM menggelar kampanye Patungan Semen untuk Masjid Darul Ulum di Sumatera Selatan yang kondisinya semi terbuka, hanya ditutup kayu dan asbes, bahkan sering kebanjiran.

2. Benih Pendidikan

Pendidikan adalah senjata terbaik untuk mengubah dunia. Sayangnya, banyak sekali anak-anak di pedalaman yang tidak memperoleh “senjata” ini. Jangankan mengubah dunia, mengubah dirinya saja mereka tak mampu. Permasalahan bukan hanya pada kualitas pendidikan, rendahnya gaji guru, maupun bobroknya bangunan sekolah. Melainkan termasuk akses menuju tempat mereka belajar serta ketersediaan sarana dan prasarana.

Seperti yang ditemukan para relawan IBM pada 2017 lalu. Sekelompok anak kecil setiap hari harus menyusuri hutan untuk menuju sekolah mereka di Embacang, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Jika tak hati-hati, pacet-pacet yang bersembunyi di balik lumpur dan dedaunan kering bisa menempel di kaki mereka.

Sudah tidak terbilang program-program yang diluncurkan IBM untuk menyelamatkan pendidikan di pedalaman. Mulai dari memberikan beasiswa, membangun TPA dan pesantren, renovasi sekolah dan madrasah, penyediaan peralatan pendidikan, hingga pengadaan perahu untuk memudahkan akses para pelajar.


3. Benih Kesehatan

Pernah mendengar istilah Facial Cleft? Istilah ini merujuk pada penyakit kelainan yang menyebabkan wajah memiliki bentuk yang tidak normal. Penyakit langka ini juga membuat fungsi organ pada wajah menjadi tidak sempurna. Meski tergolong jarang, nyatanya sejumlah adik kita pedalaman mengalami hal demikian. Dan di situlah, IBM berkesempatan menolong beberapa di antaranya.

Dilansir dari situs insanbumimandiri.org, setidaknya ada 4 saudara kita yang terkena Facial Cleft. Yaitu, Aidil, Putri, dan Titah dari Sumatera Selatan, serta si kecil Ali dari Jawa Timur.

“Saya ingin lihat wajah Ali. Bagaimana mata dan hidung mungilnya. Saya percata suatu saat nanti, itu bisa terjadi. Saya akan melihat dia bisa makan lahap, bisa senyum, dan tertawa,” doa ibu Ali yang suaminya hanya memperoleh upah Rp80.000/hari sebagai buruh jahit harian.

Tidak terbatas itu, IBM tercatat juga menggalakkan kampanye pengobatan, terutama bagi warga kurang mampu.

4. Benih Pemberdayaan

November 2019 lalu, program Tenun.In (Tenun Indonesia) yang diprakarsai oleh IBM resmi berjalan. Program ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi para pengrajin tenun di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

“Program ini diharapkan mampu memberdayakan pengrajin tenun local secara berkelanjutan. Lebih dari itu, program Tenun.In juga diinisiasi untuk mengangkat potensi lokal dan menjadikan tenun sebagai produk berkelas nasional bahkan internasional,” ujar Ridwan Hilmi selaku Direktur IBM.

Pemberdayaan merupakan metode baru dalam pengentasan masalah sosial. Cara ini dipandang lebih tepat karena dampaknya terasa untuk jangka panjang. Masyarakat akhirnya tidak melulu harus memelas bantuan. Mereka justru dapat hidup di atas kaki sendiri.

Tidak hanya dalam penguatan ekonomi, program pemberdayaan dari IBM turut menyasar distribusi daging kurban, pemberian hadiah umroh, hingga pengadaan kendaraan seperti motor dan perahu bagi mereka yang mengabdi di pedalaman.

***

Selayaknya benih, ia perlu dipupuk, diberi air yang cukup, dan dirawat sedemikian rupa sampai tumbuhlah tunas serta batangnya. Dalam waktu tertentu, masyarakat kemudian berhasil memetik buahnya. Memahami proses ini bukan sekadar supaya kita sadar dan peduli terhadap berbagai ladang di sekitar. Namun juga menginsyafi bahwa sangat mungkin bukan kita yang akan menikmati buah-buah kebaikan itu. Mungkin anak dan cucu kita. Mungkin 5, 10, atau 20 tahun lagi benih itu akhirnya panen.

Begitulah kerja kerelawanan.

Empat tahun menggarap ladang bukanlah waktu yang lama. Masih banyak kerja-kerja besar yang membutuhkan pikiran-pikiran raksasa dan tenaga-tenaga andal. Meski begitu, tidak ada pencapaian yang tidak layak disyukuri. Terima kasih Insan Bumi Mandiri telah mewakili kami, masyarakat kota yang kerap lupa terhadap saudara sendiri. Titip salam hangat dari kami, dan selamat berkarya kembali!

“Volunteers don’t get paid, not because they’re worthless, but because they’re priceless.” [Sherry Anderson]




***
Referensi:
https://regional.kompas.com/read/2019/11/12/08100011/ini-kondisi-sekolah-di-papua-yang-ditulis-dalam-surat-untuk-mendikbud-nadiem
https://kumparan.com/florespedia/smp-di-pedalaman-ntt-ini-tak-ada-air-muridnya-jalan-3-km-bawa-jeriken-1rc0V9INFNb
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/19/09/26/pyf6xk313-gus-baha-dakwah-sebenarnya-bikin-masjid-di-pedalaman
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/prdr2v396/masjid-di-pelosok-indonesia-banyak-yang-tak-layak
https://www.wartaekonomi.co.id/read189070/mendes-akui-pembangunan-daerah-pedalaman-masih-lambat
https://kumparan.com/florespedia/desa-di-ntt-krisis-air-bersih-tak-ada-listrik-24-balitanya-stunting-1smTG8JGwwc
https://insanbumimandiri.org/id/campaign/patungan-semen-untuk-masjid-darul-ulum-sumsel
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/10/22/pgzoa7352-insan-bumi-mandiri-bantu-pendidikan-di-ntt
https://insanbumimandiri.org/id/post/mereka-inilah-pejuang-facial-cleft-dari-pedalaman
https://www.industry.co.id/read/45457/angkat-potensi-lokal-insan-bumi-mandiri-luncurkan-program-
Share: